Jaga di Instalasi Gawat Darurat bagian Kebidanan membuat gw melihat banyak hal. Siang ini, satu lagi pemandangan tidak sedap yang akan 'menghantui' ingatanku seumur hidup.
Kira-kira pukul 2.45, 15 menit dari berakhirnya (secara resmi) waktu jaga gw di IGD salah satu rumah sakit negri di jakarta, masuk pasien baru. Awalnya Nyonya M datang ke seorang bidan karena ia merasa mules-mules sejak 24 jam sebelumnya. Ia pikir ia akan segera melahirkan sehingga ia meminta bantuan dari seorang bidan. Sama sekali tak terpikir olehnya apakah janin yang dikandungnya masih hidup atau tidak. Padahal gerakan janin yang terakhir dirasakannya sudah sebulan yang lalu.
"Jadi selama sebulan ini ibu tidak merasakan adanya gerakan dalam kandungan ibu?" kembali saya bertanya, hampir-hampir tidak percaya.
Ternyata memang begitu. Pikirnya, janin yang tidak bergerak itu normal. Pikirnya, janin yang sedikit bergerak itu bukan suatu tanda masalah. Padahal, janin yang dikandungnya itu bukan lagi anak pertama. Tapi hati kecilku tetap tak bisa menyalahkan ibu itu karena tidak pernah memeriksakan kehamilannya sama sekali walaupun ia tinggal di ibukota negara yang punya banyak sekali tenaga kesehatan. Ada sesuatu yang salah dalam SISTEM di negara ini sehingga ibu ini tidak tahu apa-apa tentang kehamilan.
Sesampainya ia di kamar bersalin, kami semua sudah siap memeriksa sang ibu. Betapa terkejutnya kami saat melihat tangan janin yang menjuntai lemah dari kemaluan sang ibu. Tangan itu sudah mengalami maserasi, yang artinya sang janin sudah lama mati dalam kandungan. Sementara ibu bidan membantu sang ibu "melahirkan" bayinya, kami (para koass yang belum pernah berhadapan langsung dengan peristiwa seperti ini sebelumnya) terpana melihat 'pemandangan' yang sedang berlangsung itu. Terasa bulu kudukku berdiri. Rasa ngeri bercampur iba melihat sang ibu berusaha melahirkan bayi yang sudah tidak bernyawa lagi. Bagian yang paling membuatkan bergidik adalah melihat kepala sang bayi saat dilahirkan; tampak seakan-akan seluruh isi kepalanya sudah mencair.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Sangat beruntung bahwa ini bukan pertama kalinya aku menghadapi kasus kematian janin sehingga aku masih bisa menguasai emosiku dan menahan diri untuk tidak meneteskan air mata..
"It's just another patient" I said to myself.
Ini hanya satu contoh kasus dan sangat mungkin banyak sekali kasus yang serupa ada di luar sana.
Giant condyloma yang 'tiba-tiba' menyembul keluar dari vulva. Contoh lain dari kesalahan SISTEM kesehatan di negara ini.
Tak heran dan tak bisa disangkal jika negara ini masuk kategori negara terbelakang, negara tertinggal....
Tapi sampai kapan???
ina masna
Tuesday, June 28, 2005
kasus IGD...
Posted by
KodokHijau
at
6/28/2005 04:38:00 AM
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment