THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES »

Tuesday, November 01, 2005

Bingung!!!

Huaaaa....
Gw bingung lagi...
It's a good thing actually, dapet masukan baru dari point of view yang agak beda.
My mother has a friend who happens to be a radiologist. As we were talking about my current activity as a research assistant, she was rather surprised. For someone who has great interest in research (meaning me!) she thinks it would be such a waste if i become a radiologist, even a radiotherapist. I sensed that 'income' is one of her utmost priotity, and not mine. But I can't help thinking that even reseachers need money, for daily expenses, and research fundings (since most researches in this country still needs a lot of 'contribution' the researchers themselves)...
Intinya, kebingungan gw yang pertama:
apakah terdapat kesempatan dan kemungkinan penelitian yang cukup luas di radiodiagnostik?
Kedua:
Dalam doa, gw selalu meminta yang terbaik menurutNYA dan bukan yang gw inginkan (karena belum tentu yg terbaik buat gw itu memang terbaik menurutNYA). Sekarang gw mulai bertanya-tanya, apakah keingingan gw untuk menjadi seorang peneliti di dunia medis memang yang terbaik?????

Kodokhijauyangsedangbingungdanmerindukanramadhanpadahaldiabelumpergi..

Thursday, October 13, 2005

Kepada yang.....

Dapet dari temen, yang dapet dari temennya, yang dapet dari temennya lagi, dst...
Sekarang gw tulis disini, buat temen-temen yang membutuhkan...

Kepada Yang.....

Kepada yang... MASIH SINGLE,
Cinta ibarat kupu-kupu, makin kau kejar, makin ia menghindar. Tapi bila kau biarkan ia terbang, ia akan menghampirimu disaat kau tak menduganya.
Cinta bisa membahagiakanmu tapi sering pula menyakiti, tapi cinta itu hanya istimewa apabila kau berikan pada seseorang yang layak menerima.
Jadi......tenang-tenang saja, jangan terburu-buru dan pilihlah yang
terbaik.

Kepada yang...... RAGU-RAGU DENGAN PERNIKAHAN,
Cinta bukannya perkara mencari seseorang yang "Sempurna", tetapi menemukan sesorang yang bisa menjadikan dirimu sempurna.

Kepada yang........ PLAYBOY/PLAYGIRL,
Jangan katakan "I Love u" bila tidak benar-benar peduli.
Jangan bicarakan soal-soal perasaan bila itu tidak benar-benar ada.
Jangan kau sentuh hidup sesorang bila kau hanya berniat main-main dengannya.
Jangan menatap kedalam mata bila yang kau kerjakan hanya berbohong.
Hal terkejam yang bisa dilakukan adalah membuat seseorang jatuh cinta, padahal kau tidak berniat sama sekali untuk menerimanya saat ia terjatuh.......

Kepada yang...... SUDAH MENIKAH,
Kalau cinta jangan katakan "ini salahmu!" tapi "Maaafkan aku ya!" Jangan juga katakan "Kau dimana?" melainkan "Aku disini, kenapa!" bukan "Kok bisa sih kamu begitu?" tapi "Aku ngerti....."dan juga bukan "Seandainya kau......." akan tetapi "Terimakasih ya........"

Kepada yang.......... BERTUNANGAN,
Tolak ukur saling mencocoki bukanlah berapa lamanya waktu yang kalian habiskan bersama, melainkan betapa baiknya kebersamaan anda berdua.

Kepada yang...... PATAH HATI,
Sakit..........patah hati........ Bertahan selama engkau menginginkannya dan akan mengiris luka sedalam engkau membiarkannya, tantangannya bukanlah bagaimana bisa mengatasi rasa itu, melainkan apa yang bisa diambil sebagai pelajaran dan hikmahnya.

Kepada yang......... BELUM PERNAH JATUH CINTA,
Bagaimana kalau jatuh cinta? Mau jatuh jatuhlah tapi jangan sampai terjerumus, tetaplah konsisten? tapi jangan terlalu ngotot, berbagilah dan jangan sampai sekali-kali tidak fair, berpengertianlah dan cobalah untuk tidak menuntut, siap-siaplah untuk terluka dan menderita tapi jangan kau simpan semua rasa sakitmu jika itu benar-benar kau alami.

Kepada, YANG INGIN MENGUASAI,
Hatimu patah melihat yang kau cintai berbahagia dengan orang lain, tapi akan lebih sakit lagi mengetahui bahwa yang kau cintai ternyata tidak berbahagia denganmu.

Kepada yang......... TAKUT MENGAKUI,
Cinta menyakitkan bila kau putuskan hubungan dengan seseorang tapi lebih sakit lagi bila seseorang memutuskan hubungan denganmu, tapi cinta paling menyakitkan bila orang yang kita cintai sama sekali tidak mengetahui perasaanmu terhadapanya.

Kepada yang........ BERTAHAN MENCINTAI SESEORANG YANG SUDAH PERGI,
Hal paling menyedihkan dalam hidup ialah bila kau bertemu seseorang lalu jatuh cinta hanya kemudian pada akhirnya menyadari bahwa dia bukanlah jodohmu dan kau telah menyia-nyiakan bertahun-tahun untuk seseorang yang tidak layak. Kalau sekarang ia sudah tidak layak 10 tahun dari sekarangpun ia juga tak akan layak. Biarkan dia pergi,
lupakanlah

Mug KodokHIjau (asal usul semua nama itu..)

Kuliah selama 6 tahun sangat berasa. Tapi yang ga kerasa, ternyata usia si mug kodok yang selama ini nangkring di lemari gelas punati (Pulo Nangka Timur) itu juga sudah 6 tahun (well, 6 tahun kurang 1 bulan). Kira-kira 6 tahun yang lalu, teman-teman sekelompok belajar ku berbaik hati memberikan sebuah kado ultah, berhubung waktu itu, gw yang relatif awal ultah setelah terbentuknya kelompok belajar kami itu. Hanya dengan berdasarkan info bahwa warna favoritku HIJAU, they bought me a green frog 3D mug. Mungkin karena sama-sama punya pipi tembem, mereka melihat kemiripan diantara kami (gw dan si mug kodok). Since then, they called me Frogger, Froggy, or Kodok.

Karena 'markas' tempat kami biasa menginap adalah rumah ani, maka kuputuskan, si mug kodok untuk tetap tinggal disana. So, I would have my own special mug whenever i visit that house. Beberapa tahun berlalu, melalui musibah banjir, kepentok sana-sini, muncul lah bopeng di sana-sini. Si mug kodok tidak lagi semulus waktu baru. Awalnya agak sedih ngliat mug tercinta ku sudah bocel-bocel. Tapi setelah dipikir-pikir, bisa dianggap sebagai lambang persahabatan ku dengan sahabat ku, inisiator pemberian si mug kodok. Persahabatan kami tidak mulus, there are bumpy roads now and then, but we survived 6 wonderful years. Dengan setiap luka yang mempererat hubungan silaturahmi diantara kami, diantara kedua keluarga kami.

Reni Wigati, semoga persahabatan kita bertahan selamanya.

I wish u all the best in the world.

Saturday, October 01, 2005

lyrics...

One Last Cry

My shattered dreams and broken
Heart are mending on the shelf
I saw you holding hands standing so close to someone else
Now I sit all alone, wishing all my feeling was gone
Gotta get over you
Nothing for me to do
But have one last cry

Chorus
One last cry
Before I leave it all behind
I've gotta put you out of my mind this time
Stop living a lie
I guess I'm down to one last cry

I was here, you were there
Guess we never could agree
While the sun shines on you
I need some love to rain on me
Still, I sit all alone
Wishing all my feelings were gone
Gotta get over you
Nothing for me to do..
But have one last cry

Chorus

I know I gotta be strong
But 'round me
Life goes on and on and on, and on
I'm gonna dry my eyes
Right after I have my one last cry

Chorus to end

Friday, September 30, 2005

Pungutan liar.....!!!

Huh... sebelnya.....
Belum selesai be-te sama urusan insentif TU (tata usaha) yang GA BOLEH SEDIKIT itu, sudah harus terpapar oleh berbagai kemungkinan pungli dari dinas kesehatan. Kenapa sih penduduk negara ini hobi banget morotin sesama bangsa sendiri!!!

Sunday, September 25, 2005

akhirnya......

selesai sudah satu babak dari kehidupan gw... Artinya, awal babak lain....
24 September 2005: pelantikan lulusan dokter dan angkat sumpah, menandai secara resmi selesainya pendidikan kami yang lulus dan mulainya kehidupan sebagai dokter umum.

For the past week, gw beserta secuplik panitia PLD lainnya selalu pulang malem (bahkan ada yang nginep di markas sementara PLD di Imam bonjol!). Susah payah menyiapkan acara kemaren. H-1, usaha menyiapkan aula FKUI dengan memindahkan kursi-kursi melibatkan hampir separuh clonners. Alhasil, badan gw pegel2... cape bo! Tapi lega juga akhirnya acara sukses terselenggara...

Belum lewat 24 jam, I miss my friends already. Walaupun mungkin setelah ini masih pada ketemu, tapi bakal beda. Ga ada lagi clonners yang berjuang bersama. Apalagi kerjaan gw setelah ini cuma sendirian.... Oh how I miss u guys....

kodok hijau yang kesepian....

Sunday, September 04, 2005

Oleh-oleh dari pangandaran-banjar

Hari kamis tengah malam, kami sekeluarga (anak-cucu Dipodisastro) berangkat menuju pangandaran dengan BigBird, bus kecil dengan 25 kursi. Sebetulnya, tujuan utama keberangkatan adalah untuk menghadiri pernikahan salah satu saudara yang tingal di kota banjar pada hari sabtunya. Tapi apa salahnya kalo nyambi jalan2 ke pangandaran.

Baru sampai cikampek, kami sudah disambut macet. Maklum lah, mungkin separuh warga jakarta yang relatif berkecukupan hijrah ke luar kota untuk menghabiskam long-weekend. Alhasil yah, macet. Awalnya, agak susah tidur, apalagi karena sejak lepas isya gw dah nabung tidur. Tapi karena semua orang tidur, ditambah bosan melihat kemacetan jalan, akhirnya gw jatuh tertidur juga.

Entah setiap berapa menit gw terbangun untuk membetulkan posisi badan. Sekitar pukul 5 pagi, ternyata kami belum juga sampai kota banjar. Akhirnya kami memilih untuk sholat subuh di salah satu masjid pinggir jalan. Rencana awal melihat matahari terbit dari tepi lautan jelas gagal. Sebenernya dari awal ga yakin juga sih bisa sempet liat sunrise, tapi dengan kemacetan di cikampek, kemungkinan itu jelas hilang. Ternyata perjalanan masih berlanjut sekitar 4 jam lagi sebelum kami sampai di tempat wisata pantai pangandaran.
Sampai di sana, langsung berhadapan dengan gerbang masuk dimana setiap pengunjung dikenai biaya masuk, seperti layaknya masuk Ancol. Hal ini tidak terlalu mengherankan. Apa boleh buat, Pemda punya hak untuk mengelola sumber daya alam yang dimilikinya. Dan, mungkin dengan adanya koordinasi tempat wisata dari Pemda dapat meningkatkan pelayanan kepada turis yang datang. Yang kami belum tau saat itu adalah adanya peraturan Pemda lain mengenai bus wisata. Ternyata bus wisata tidak boleh memasuki areal wisata dan hanya diperbolehkan parkir di tempat yang sudah disediakan. Masih ada toleransi untuk melakukan pengantaran sampai ke tempat penginapan hanya jika ternyata para penumpang bus sudah memesan sebelumnya. Tapi bila tidak, bus wisata tidak boleh mengantar, apalagi menjemput. Alasannya, demi meningkatkan pendayagunaan usaha kecil dan menengah alias becak. Ada 23 orang dalam bus kami (termasuk didalamnya 2 anak dan satu bayi) yang membawa barang bawaan yang sedemikian banyaknya (termasuk bawa panci dan wajan....) yang membayangkan bahwa bus yang kami sewa dengan harga jutaan itu tidak bisa menjemput kami saat mau pulang dan kalau mau maksa, harus bayar denda sebesar Rp200.000.-!!!!!!! Jelas kami protes keras. Tetap saja tidak digubris. Usut punya usut, ternyata peraturan itu sudah berjalan kurang lebih 5 bulan dan merupakan hasil rapat antara Pemda terkait, DisHub, serta ASOSIASI BECAK setempat. Rapat tersebut tidak mengikutsertakan para pemilik vila dan penginapan yang pada akhirnya merasa dirugikan. Bagaimana tidak. Kepada siapa lagi para turis mengeluh kalau bukan kepada pemilik penginapan? Untungnya pemilik penginapan tempat kami tinggal memiliki sebuah Pick Up. Beliau mengusulkan, kalau saja kami mau, kami dipersilahkan mempergunakan Pick Up tersebut sebagai alat transportasi dari penginapan ke tempat parkir bus. Yang lucunya, saat kami harus naik mobil bak terbuka dalam keadaan berdiri itu, kami sudah harus pula berdandan rapi untuk pergi ke pernikahan saudara (yang sebetulnya merupakan tujuan utama keberangkatan). Betapa pengalaman yang menceriakan. Semoga saja tidak ada orang yang kami kenal yang melihat kami dalam Pick Up tersebut, Malu. Tapi dasar sudah tebal muka, walaupun harus sedikit malu, masih bisa tertawa dan berhaha-hihi, ketimbang harus naik 10 becak untuk bisa sampai ke parkir bus.
Selanjutnya, riwayat perjalanan seperti biasa, tanpa kelainan lagi.
Berdasarkan informasi pemilik penginapan tempat kami tinggal, peraturan tersebut memang sudah diprotes banyak pemilik penginapan yang merasa dirugikan. Terbukti dengan menurunnya frekuensi peyewaan penginapan mereka. Alhasil, mereka sudah merumuskan peraturan baru lagi yang siap diterapkan.
Siap????
Mungkin bukan kata yang tepat. Karena semua peraturan dirasa terburu-buru. Sejak otomoni daerah berlaku, seakan-akan bermunculan raja-raja kecil yang bertindak gegabah dan belum mempertimbangkan segala aspek. Apakah ini harga yang harus dibayar dalam proses pendewasan diri. Maklum, selama ini daerah kan tinggal menerapkan peraturan yang sudah baku dari pusat. Layaknya seorang anak kecil yang menemukan mainan baru dan melakukan berbagai eksperimen terhadapnya.

Monday, August 29, 2005

rasanya lulus dokter.....

Ingat rasanya baru lulus sma.... Well, kira-kira itu yang gw rasakan sekarang, walaupun sudah 6 tahun gw meninggalkan bangku sma. Gimana ya... meninggalkan bangku kuliah yang gw jalani selama 6 tahun ini rasanya seperti meninggalkan bangku sma. Ga heran sih... soalnya, selama 6 tahun ini emang kerasa kaya sma yang diperpanjang...... tiap akhir tahun naek kelas, bukannya naek tingkat.. tiap angkatan diperlakukan seperti kelas dan bukan tingkat..
Mungkin yang beda cuma dari segi tanggung jawab. Kalo lulus sma kan cuma punya tanggung jawab untuk cari sekolah lagi. Lulus dokter berarti siap terjun ke masyarakat, siap mengabdi, siap bekerja. Bagi beberapa diantara kami pun itu tak berbeda, karena lulus pendidikan dokter umum berarti menyiapkan diri untuk sekolah lagi: spesialisasi.
(sigh...)

Saturday, August 20, 2005

alih profesi jadi bidan

Waktu itu aku lagi jaga di kamar bersalin salah satu rumah sakit pemerintah di Jakarta. Yang jaga ada 3 ko-as dan 2 siswi ak-bid (akademi kebidanan). Sekitar tengah malam, saat keadaan sedang lengang, ngobrol-ngobrol-lah kami, saling bertukar cerita dan pengalaman jaga. Satu cerita yang sangat menarik datang dari salah satu siswi akbid.

Awalnya ngobrolin tentang daya tahan telepon seluler. Ada yang tiap tahun sudah perlu diganti, ada yang tahan sampai beberapa tahun. Salah satu akbid bilang: "Aku udah 10 tahun pake hp, baru ganti 3kali. Jadinya kan kira-kira ganti hp tiap 3 tahun."
Temanku bertanya: "Oh ya...? Emangnya pertama kali pake hp kapan"
Akbid: "dari SMA"
Temanku: "ohhhh... jadi umur mba sebenernya berapa sih?

analisis masalah: biasanya, yang masuk akbid itu anak SMA. Kalo masa dia SMA udah 10 tahun yang lalu, berarti dia angkatan 94-95-an donk... Padahal, mereka yang jaga bareng waktu itu baru tingkat 2 akhir yang artinya baru menjalani 2 tahun pendidikan akbid. Kemana aja selama itu???

Setelah melalui bujukan dan rayuan, akhirnya dia mau cerita. Sebenernya dia udah lulus sarjana ekonomi dan sudah pernah bekerja sebagai asisten redaksi di salah satu majalah wanita. Sewaktu ibunya bertanya dia mau melanjutkan S2 dimana, dia bingung.
"Rasanya kok ga pengen punya kehidupan yang lebih sibuk dari saat itu. Semakin tinggi pendidikan, semakin tinggi pula jabatan dan tanggung jawab. Artinya, semakin banyak pula waktu yang tersita untuk pekerjaan. Kapan ngurus anak dan suami? (nanti kalo udah punya..)" Begitu pikirnya.
Jadi, dia membuka pikiran dan mencari opsi-opsi baru.
Entah kenapa, ketika melihat profesi bidan, dia menjadi sangat tertarik. Bisa membantu orang lain, dan tidak terlalu sibuk. Well, setidaknya, setiap bidan dapat menentukan sendiri tingkat kesibukan yang ingin dimilikinya. Dalam pikirannya, tergambar seorang bidan yang punya waktu untuk melakukan profesi yang disenanginya sekaligus mengurus keluarga.
Setelah memantapkan hati, ia menyampaikan keinginannya ini kepada ibu dan keluarganya. Awalnya mereka kaget (pastilah...), tapi setelah teryakini bahwa ia sudah siap menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi (mulai dari ikut bimbel, mengulang pelajaran SMA, persiapan ujian, sampai perkiraan tugas di akademi kebidanan yang mungkin sangat berat), sang ibu mendukung dengan sepenuh hati.
Berhasil masuk ke akademi kebidanan (hanya dengan mengikuti bimbel, setelah lebih dari 4 tahun meninggalkan bangku SMA), ia tidak banyak berharap dari segi indeks prestasi. "Yang penting lulus.." itu targetnya. Habis mau bagaimana lagi?? Saingannya anak-anak SMA yang masih fresh.... Yang bisa ia lakukan hanya berusaha sekuat tenaga. Hampir setiap hari pada tahun pertama pendidikan ia menangis sepulang kuliah karena merasa berat dengan semua pelajaran yang harus dihafalnya. Tapi dengan berurai air mata, ia tetap bekerja keras, dan ekstra keras untuk memenuhi tekadnya. Ngga ngira, waktu "capping day", hari dimana mereka mengucapkan janji siswa sebelum terjun ke lapangan, diumumkan bahwa Sang Sarjana Ekonomi menduduki peringkat ketiga IP tertinggi. Berurailah air mata.... Ngga disangka...!!!!

Sampai hari ini, InsyaAllah, ia masih menjalani pendidikan di akademi kebidanan. Salut pada seorang sarjana ekonomi yang mau kembali ke level pendidikan yang sama (dan bukan meneruskan ke s2) untuk mengejar keinginannya, tujuan hidupnya.

Salut buat mba deli.... dimana pun kau berada....

Friday, August 19, 2005

mau jadi dokter ya???

Ingat iklan plester itu? Seringkali kalimat itu jadi becanda-an gw dan temen-temen... apalagi di tahun terakhir pendidikan dokter umum kami. Sekarang, gelar itu udah di tangan... tinggal peresmiannya dalam bentuk wisuda dan sumpah dokter.
Setelah menantikannya selama 6 tahun, rasanya kok berat ya meninggalkan hari-hari menjadi mahasiswa. Apalagi melihat betapa sulitnya dokter baru bergeliat di dunia luar.. Surat ijin praktek yang penuh birokrasi. Daftar PTT yang belibet. Sekolah lagi??? hmmmm...

Tuesday, June 28, 2005

Innalillahi wa inna ilaihi rojiun

Turut berduka cita atas meninggalnya
Nenek (ibu dari ibunya) Intan Alita Putri Tumbelaka (Smundel 99-1b,2f,3ipa1, FKUI 99)
dan
Ayahanda Febry (Smundel 99-3ipa7)

Maaf ya guys, ga sempet ngelayat...
Semoga semua amal dan ibadahnya diterima Allah SWT dan diberikan tempat yang terbaik disisinya...
amin.

ina masna

kasus IGD...

Jaga di Instalasi Gawat Darurat bagian Kebidanan membuat gw melihat banyak hal. Siang ini, satu lagi pemandangan tidak sedap yang akan 'menghantui' ingatanku seumur hidup.
Kira-kira pukul 2.45, 15 menit dari berakhirnya (secara resmi) waktu jaga gw di IGD salah satu rumah sakit negri di jakarta, masuk pasien baru. Awalnya Nyonya M datang ke seorang bidan karena ia merasa mules-mules sejak 24 jam sebelumnya. Ia pikir ia akan segera melahirkan sehingga ia meminta bantuan dari seorang bidan. Sama sekali tak terpikir olehnya apakah janin yang dikandungnya masih hidup atau tidak. Padahal gerakan janin yang terakhir dirasakannya sudah sebulan yang lalu.
"Jadi selama sebulan ini ibu tidak merasakan adanya gerakan dalam kandungan ibu?" kembali saya bertanya, hampir-hampir tidak percaya.
Ternyata memang begitu. Pikirnya, janin yang tidak bergerak itu normal. Pikirnya, janin yang sedikit bergerak itu bukan suatu tanda masalah. Padahal, janin yang dikandungnya itu bukan lagi anak pertama. Tapi hati kecilku tetap tak bisa menyalahkan ibu itu karena tidak pernah memeriksakan kehamilannya sama sekali walaupun ia tinggal di ibukota negara yang punya banyak sekali tenaga kesehatan. Ada sesuatu yang salah dalam SISTEM di negara ini sehingga ibu ini tidak tahu apa-apa tentang kehamilan.
Sesampainya ia di kamar bersalin, kami semua sudah siap memeriksa sang ibu. Betapa terkejutnya kami saat melihat tangan janin yang menjuntai lemah dari kemaluan sang ibu. Tangan itu sudah mengalami maserasi, yang artinya sang janin sudah lama mati dalam kandungan. Sementara ibu bidan membantu sang ibu "melahirkan" bayinya, kami (para koass yang belum pernah berhadapan langsung dengan peristiwa seperti ini sebelumnya) terpana melihat 'pemandangan' yang sedang berlangsung itu. Terasa bulu kudukku berdiri. Rasa ngeri bercampur iba melihat sang ibu berusaha melahirkan bayi yang sudah tidak bernyawa lagi. Bagian yang paling membuatkan bergidik adalah melihat kepala sang bayi saat dilahirkan; tampak seakan-akan seluruh isi kepalanya sudah mencair.
Innalillahi wa inna ilaihi rojiun.
Sangat beruntung bahwa ini bukan pertama kalinya aku menghadapi kasus kematian janin sehingga aku masih bisa menguasai emosiku dan menahan diri untuk tidak meneteskan air mata..
"It's just another patient" I said to myself.
Ini hanya satu contoh kasus dan sangat mungkin banyak sekali kasus yang serupa ada di luar sana.
Giant condyloma yang 'tiba-tiba' menyembul keluar dari vulva. Contoh lain dari kesalahan SISTEM kesehatan di negara ini.
Tak heran dan tak bisa disangkal jika negara ini masuk kategori negara terbelakang, negara tertinggal....
Tapi sampai kapan???

ina masna

Saturday, June 25, 2005

huaaaaaaaaaaaaaa...

hix..hix.. :'(
Mari bergabung dalam "Pasukan Kehilangan Ani"!!! (???)

kodok hijau yang merasa kehilangan...

Friday, June 17, 2005

Jangan (hanya) salahkan dokter untuk biaya pelayanan kesehatan yang mahal!!!

Memang ini bukan survei/penelitian pribadi gw sendiri, tapi merupakan penyampaian ulang "kuliah" salah satu profesor yang mengajar di bidang Obstetri dan Ginekologi yang masih relatif segar dalam ingatan.
Ditengah kuliahnya tentang menopause dan terapinya, sang profesor mengungkapkan keprihatinannya terhadap biaya pelayanan kesehatan yang semakin menjulang tinggi. Beliau juga mengungkapkan bahwa alasan utama tingginya biaya tersebut adalah ketergantungan penyedia jasa kesehatan akan pemeriksaan penunjang. Selain itu, pemeriksaan penunjang menjadi keharusan dalam dunia yang penuh tuntutan seperti sekarang ini sebagai bukti yang sah dan nyata. Diagnosis tidak lagi ditegakkan dengan pemikiran dan analisis klinis seorang dokter melainkan butuh bukti nyata dari pemeriksaan penunjang yang sesungguhnya bukan merupakan diagnosis pasti penyakit yang ada. Masalahnya, hampir semua instrumen dalam pemeriksaan penunjang di negara ini merupakan hasil impor dari luar negri. Hampir tidak ada produksi dalam negri yang berperan besar. Hal ini sangat berbeda dengan vietnam, korea, cina, bahkan taiwan. Awalnya mereka memang juga menggunakan produk luar negri yang mahal, namun kemudian mereka berhasil mengembangkan biomedik dalam negri sampai akhirnya mampu memproduksi peralatan medis lokal dengan harga dan kualitas yang mampu bersaing di dunia internasional. Alhasil, biaya pelayanan kesehatan turun drastis. Itulah analisis sang profesor yang diungkapkannya secara tidak resmi di ruang kuliah kami.

Gosipnya, Dikti sudah melakukan upaya awal untuk mengatasi masalah ini, dengan membuka (atau menganjurkan perguruan tinggi untuk membuka) lahan pendidikan baru yang mempelajari urusan teknologi kedokteran. Kalau ga salah, namanya biomedik.. Memang masih lama sebelum akhirnya bangsa ini bisa memproduksi alat kedokteran dalam negri dengan kualitas yang dapat bersaing di dunia internasional, tapi setidaknya langkah awal sudah dimulai.
Atau mungkin para mahasiswa Indonesia yang mengambil jurusan yang serupa diluar negri dapat berperan aktif di dalam negri (sekembalinya mereka kesini) sehingga proses itu dapat dipercepat.. Kalau ini memungkinkan, dapat diprediksi bahwa mereka akan menemui masalah dari segi investor. Siapa investor lokal yang mau menanamkan modalnya dalam usaha pengembangan alat kedokteran lokal yang kemungkinan balik modalnya membutuhkan waktu yang lama dan memiliki risiko kegagalan yang tinggi? Anyone???

ina masna

waktu untuk menulis...

Hmmm, ternyata selama bulan mei gw ga bikin posting apa2 ya...
Mungkin karena saat itu gw lagi di bagian yang sibuk dan melelahkan sehingga kalaupun ada waktu lengang, gw memilih tidur dibanding berhadapan dengan layar monitor dan menuangkan isi pikiran gw dalam bentuk ketikan. Bukannya ga ada ide. Banyak sekali ide yang mengalir dan lewat begitu saja di otak gw. Kadang gw merasa harusnya ada suatu alat yang bisa langsung menuangkan isi kepala gw hanya dengan di'konek' aja sementara tangan gw ga perlu ngapa-ngapain..... sekarang.... saat dimana alat itu belum tercipta, tpaksa gw membawa bolpen dan kertas (buku) untuk corat-coret kemanapun gw pergi. Itupun ga selalu bisa gw ketik dan publish. Pada akhirnya tulisan2 tersebut hanya bisa dinikmati oleh gw sendiri saja... hmmmm...

Saturday, April 16, 2005

the art in me

Dari kecil, ortu gw suka bilang kalo gw itu ga punya bakat seni, ga punya selera seni dan ga mungkin bisa nyanyi/maen musik/gambar. Nyokap gw pun putus asa setelah gw kembali menggambar kedua gunung dengan matahari ditengahnya dan rumah+sawah di bawahnya-sebagai tugas menggambar di sekolah. Padahal gw udah di-les-in sama Pak Tino Sidin (Alm) dengan tujuan bisa gambar yang laen selain itu. Well, gw mungkin emang ga berbakat seni, tapi ternyata seni itu masih bisa dipelajari. Sekarang gw sudah mulai mengenal nada (walaupun masih sering off pitch), dan sudah mulai bisa menggambar. Senangnya bisa menggambar garis-garis Langer* di wajah yang mirip dengan lukisan dr.Bisono SpBP (spesialis bedah plastik). Ga persis sih, tapi lumayan mirip, sampe2 residen yang ngeliat gambar gw pun merekomendasikan untuk gw masuk bedah plastik juga kaya dia. hehehe.... seneng juga sih, blm pernah ada yang bilang begitu ke gw (rekomendasi masuk ke suatu bagian sub spesialis). Although it's not my first choice, tp bisa jadi pertimbangan, walaupun sepertinya gw cukup puas dengan keterlibatan gw di bedah plastik hanya sebagai Ko-As saja...

*Garis Langer: garis yang ada di tubuh manusia secara alamiah. Sepertinya pertama kali diungkapkan oleh Pak Langer (gw belum baca sejarahnya sih....). Maksudnya agar setiap penjahitan luka tidak melanggar garis-garis yang sudah ada itu demi estetika dan proses penyembuhan yang baik. (semoga gw ga salah....)

Saturday, April 09, 2005

Tentang beberapa hal

Tentang Corpus Alienum
Udah lama pengen makan di A&W, suka banget sama wafel n curly fries nya, trus pas dpt kupon diskon untuk paket yg isinya mengandung keduanya (dasar cewe, ga jauh dari urusan diskon!!) Karena batas waktu akhir penggunaan kupon itu 17 April, dan sepertinya ga bakal ada waktu keluar lagi minggu depan, jadilah kami pergi kesana untuk makan siang. Perginya sih waktu sholat jumat, dengan harapan bisa balik ke kampus sebelum acara berikutnya mulai (parade pasien di bedah). Ternyata, kami bertiga (gw, Anis, Mecca) terlena dengan waktu. Kami b4 (tambah Lina) malah mampir untuk foto di fotobox fuji gara2 baju n jilbab yang kami kenakan senada, coklat. Serasa balik ke SMP, jamannya sempit2an di fotobox cuma untuk gaya. Yah, namanya juga iseng, sekalian nostalgia. Balik ke kampus baru setelah puas menjelajah Valu$ di lantai 3 Atrium Senen. Ternyata, parade ga ada, jadi harusnya kami bisa lebih lama dan lebih santai makannya. Ga nyesel sih, karena gw bisa OL di perpus bawah, chat, dan terutama membenahi blog, sedikit demi sedikit.
Dalam perjalanan pulang, sempet membahas tentang Corpus Alienum a.k.a benda asing, karena seperti itulah kami b4: corpus alienum di kelompok masing-masing. Ada sedikit perbedaan prinsip antara gw dan teman2 sekelompok gw selama 5 1/2 tahun ini yang membuat jarak antara kami. Hal yang sama terjadi pada mereka bertiga. Emang sih, perbedaan itu tidak terlalu nyata dan tidak selalu menimbulkan masalah. Bahkan sering kali perbedaan itu yang menimbulkan warna dalam kehidupan gw di kampus. Tapi setelah kami b4 bertemu, like 4 pieces of the puzzle that match one another.

Tentang Basket
Gw suka banget basket. Hampir ga ada orang yang suka nonton basket tapi ga pengen bisa maen. Dalam kasus gw, suka nonton basket karena pengen bisa maen. Karena sangat tidak berbakat gw selalu harus kerja 2kali lebih berat dari mereka yang memang punya bakat untuk bisa melakukan apapun. Rajin latihan merupakan satu-satunya modal gw. Pada akhirnya pun, tujuan gw latihan cuma untuk bisa, mengerti permainan, dan sedikit membakar kelebihan lemak yang terkandung dalam tubuh gw yang besar ini. Gw masih ga ngerti kenapa konsep ini sulit sekali dimengerti orang lain.... hmmmm.....

Tentang Chatting dan Bertemu muka
Internet adalah salah satu jendela gw ke dunia luar, sebuah dunia yang jarang gw jamah karena kesibukan akademis. Salah satu media yg gw jadikan jendela itu adalah YM. Rasanya gw bukan satu-satunya orang yang merasa dan melakukan hal ini. Chatting itu santai dan menyenangkan. Kenalan sama orang baru dan bahas hal umum yang non medis dan ga penting. Selama pokok bahasan tidak menyangkut urusan sex, semua itu menyenangkan.
Satu yang ga pernah gw mengerti, haruskan pertemuan di dunia maya itu berpindah ke dunia nyata???
Pada dasarnya gw tidak menolak kenalan baru, tapi kalau gw harus mengorbankan waktu tidur gw yang memang sudah sedikit itu untuk pergi ke tempat yang tidak pernah gw datangi dan bertemu dengan orang yang belum gw kenal sebelumnya, hmmmmm..... rasanya sulit.
Terlalu sulitkan untuk dipercaya bahwa gw adalah orang yang tidak jauh dari urusan kampus dan sama sekali ga gaul???

Update...

Ada ya orang yang kurang kerjaan sehingga kerjanya nge-bacain blog orang-orang??? Ternyata salah satu orang itu ada didekat gw sendiri.
Kalo awalnya gw bikin blog karena Lina, sekarang gw nulis blog karena Anis (walaupun isinya adalah semua yang sudah dia ketahui dan alami sendiri... :D)

2 minggu yang lalu,
menghadapi preskas pertama yang tertunda.... sampe-sampe sakit perut gw dibuatnya.... Gimana engga, dengan kinerja yang pas-pasan, selesai setelah lewat batas waktu, dan ditolak untuk maju preskas pada hari yang seharusnya. Dengan susah payah, kami terpaksa mencari kelompok yang digosipkan pasti preskas siang (bukan di pagi hari sesuai jadwal yg sudah ditentukan). Bodohnya ternyata, kelompok yg kami cari adalah kelompok kami sendiri. Inilah hasil kurangnya komunikasi antar anggota kelompok. Ternyata, masih cukup jauh dari waktu yang ditentukan, sehingga kami sedikit nyantai. Tapi yang namanya konsulen ternyata memang bisa berbuat semaunya...Tiba-tiba jadwal kami kembali dimajukan, dan keputusan itu baru keluar 1 hari sebelumnya. Tanpa disangka-sangka, ternyata hal itu justru memberikan berkah yang tak terkira. Beliau sudah cukup puas mencela dan memaki kurangnya tingkat kemampuan dan pemahaman kami dalam pemeriksaan fisik pasien pada kelompok sebelumnya (ada 2 presentasi kasus pada pagi itu dan kami yang kedua...) sehingga beliau bersikap sangat baik pada kami (selain sudah cukup puas dengan anamnesis kami yang sangat panjang, alhamdulillah gw selaku juru bicara bisa menjawab beberapa pertanyaan beliau yang prinsipil). Dan sakit perut itu pun hilang seketika...

Kemarin,
Preskas yang kedua. Juga tidak melalui persiapan yang cukup. Tapi rupanya, kelompok kami punya keberuntungan yang luar biasa. "Doanya kuat", komentar seorang teman. Bersyukur sekali gw bisa sekelompok sama orang2 yang "kuat doanya".... hehehe....

Wednesday, March 16, 2005

ga jadi ujian

Berawal dari 'demi temen', keterusan blogging dan menjadi bagian dari media curhat.
Hari ini ga jadi ujian, ga terlalu seneng, ga terlalu sedih. Bete-nya, tugas besok jadi numpuk. Senengnya, masih ada kesempatan untuk mengulang lagi bahan ujian, jadi (harusnya) bisa lebih siap. hmmmmm, pengen jalan2, pengen cheese cake, pengen wafel....

Tuesday, March 15, 2005

lemotnya internet....

Hari kamis yang lalu, gw mencoba bikin yahoogroup buat menfasilitasi sharing files sesama anggota kelompok kecil di angkatan. Report-nya bilang sih "invitation successfully sent", tapi kok ternyata ga ada satupun yang nerima ya... Bikin bete aja... Untung belum sampe mencak2 sama anak2 yang (gw kira) ga nepatin janji untuk buruan join di group yang gw buat itu... karena ternyata bukan salah mereka juga.. internet yang selama ini gw agung2kan ternyata kali ini membuat gw kecewa...
Sekarang lagi sindrom pra-ujian. Males banget belajar, tapi harus. Apalagi selama 4 minggu terakhir hampir2 ga pernah nyentuh buku. The laziest 4 weeks in the past 5 and 1/2 years of med school. Mungkin karena pengaruh zat2 anestetik yang terhirup, mungkin juga karena gw ga terlalu suka ilmunya.... entah. Cuma berharap semuanya dapat berjalan dengan baik, lulus ujian dengan baik, and move on...

Friday, March 11, 2005

the things u do for friends!

baru tau kalo ternyata to post a simple comment on a blogspot, i have to have my own user account which means: to have my own blog.... this one is for U lina!!! i went all this trouble just for u...!!!